Category Archives: Sejarah

Ordo salib suci

Ordo Sanctae Crucis (OSC)
Ordo Salib Suci

Pengantar

Ordo Sanctae Crucis (OSC), biasa disebut Ordo Salib Suci adalah kelompok para imam dan bruder yang mempunyai semangat hidup bersama berdasarkan regula Santo Agustinus. Sejarah perkembangan ordo ini cukup unik. OSC termasuk ordo tua, tetapi dengan jumlah anggota yang sedikit. Bahkan dalam perkembangannya, OSC pernah hanya beranggotakan empat orang saja. Daerah missi OSC meliputi Brasilia, Amerika Serikat, Indonesia, dan Kongo. Tentu saja, OSC berada di Eropa, karena berawal di sana.

Asal-Mula

Ordo Sanctae Crucis didirikan oleh Theodorus de Celles. Ia berasal dari keluarga bangsawan dan lahir pada 1166 di kota Celles, Belgia. Pada tahun 1189 ia ikut perang salib yang ketiga.. Pada 1191 ia diangkat menjadi kanonik di Katedral St. Lambertus di kota Luik.  Sampai permulaan abad ke-13 di Belanda dan Belgia berkembang suatu gerakan kesalehan. Orang yang termasyur dalam gerakan ini adalah Maria de Oignies. Dari dialah Theodorus mendapatkan bimbingan rohani. Lalu pada 1210 bersama empat orang temannya ia menyendiri ke bukit Clair Lieu di kota Huy, dekat kapel St. Teobald untuk hidup bersama menurut regula St. Agustinus. Dari kelompok inilah lahir Ordo Salib Suci.  Tugas utama kelompok ini adalah berkotbah guna mengajak orang ikut serta dalam perang-perang salib dan membela iman yang benar. Mereka mempunyai rumah-rumah peristirahatan untuk menampung dan memelihara iman peserta perang salib dan para peziarah. Theodorus meninggal pada 1236 di kota Huy.

Perkembangan

Dokumen yang berjudul “Religiosam Vitam” tertanggal 1 Oktober 1248 dari Paus Inosensius IV berisi pengesahan Ordo Salib Suci, sebagai ordo kanonik regulir. Anggota ordo ini adalah kelompok iman yang tugas utamanya merayakan liturgi. Ciri khasnya adalah stabilitas loci: keterikatan pada biara tertentu, dan vita apostolica: milik bersama dan pemeliharaan pastoral umat beriman setempat. Pada 1287, Yoanes Novelan de Eppa, seorang bruder biara Salib Suci di Paris mendapat suatu penglihatan. Terdorong oleh penglihatan ini ia menuju ke Köln untuk mencari relikwi-relikwi Santa Odilia. Setelah ditemukan, relikwi-relikwi Santa Odilia itu secara meriah dipindahkan ke biara induk Huy. Dan sejak zaman itu, Santa Odilia dihormati sebagai pelindung Ordo Salib Suci. Antara 1248-1410 ordo berkembang dan biara-biaranya tersebar di dataran Eropa Barat. Namun sejak pertengahan abad ke-14 anggota Ordo mulai mengalami kemerosotan rohani dan jatuh dalam keduniawian.

Pembaharuan

Kapitel General pada 1410 berusaha mengadakan pembaharuan di dalam ordo dengan memulihkan kembali disiplin biara. Tindakan drastis yang diambil adalah dengan memusnahkan semua keputusan-keputusan general sebelum-sebelumnya. Sejak tahun ini pula kapitel general diadakan setahun sekali dan sungguh membantu dalam persoalan pembaharuan. Empat unsur disiplin utama membiara dihidupkan kembali yaitu: pemulihan hidup bersama dengan menitikberatkan kaul kemiskinan, mentaati hukum pantang dan puasa dengan seksama, memperhatikan silensium di dalam biara, dan memakai bentuk jubah seperti ditentukan dalam statuta. Pembaharuan ditunjang pula dengan munculnya renaissance. Semangat renaissance merambah dan mempengaruhi segala bidang kehidupan di seluruh Eropa Barat. Inti dari renaissance ini ialah menemuka kembali kebudayaan dan dunia Yunani dan Romawi Kuno. Dalam masa ini banyak anggota ordo mulai menapaki kesenangan baru dengan menyalin karangan-karangan klasik dan kristiani d zaman kuno, Karya ini oleh para anggota ordo sebagai bentuk askese dan sumber inspirasi demi pendalaman hidup membiara. Pada zaman ini pula mutu studi teologi di dalam ordo mulai ditingkatkan.

Zaman Reformasi-Revolusi Perancis

Pada waktu Martin Luther mengobarkan reformasi di negeri Jerman, banyak anggota biara yang keluar. Tetapi justru para anggota Ordo Salib Suci tetap setia kepada hidup religius. Hal ini dampak dari pembaharuan sejak 1410. Bahkan kapitel general 1524 menolak ajaran Luther dan melarang anggota membaca karangan-karangannya. Keadaan buruk terjadi akibat perkembangan politik di Eropa Barat. Sekularisasi terjadi di mana-mana. Dampaknya pada penglikuidasiannya milik gereja oleh negara. Semua biara-biara dibubarkan. Hal ini terutama pada saat terjadi revolusi Perancis. Gedung gereja di bakar dan biara-biara dibongkar.

Abad 19

Sejak 1786 Ordo Salib Suci tidak pernah lagi menyelenggarakan kapitel general. Hal ini berdampak pada penerimaan para calon anggota ordo. Pada tahun 1812 masing-masing biara OSC hanya dihuni oleh sepuluh anggota saja. Dan yang sangat tragis, pada 28 November 1840 Raja Willem II memaklumkan penghapusan keputusan pelarangan penerimaan calon anggota ordo, pada saat itu anggota Ordo Salib Suci hanya berjumlah empat orang saja yang sudah berusia lanjut. Untung, pada 28 Agustus 1840 seorang imam praja, Henricus van den Wijmelenberg, masuk menjadi anggota ordo. Setelah mendapatkan dispensasi Paus untuk mengikrarkan kaul, maka pada 15 Desember 1840 ia diangkat menjadi pemimpin ordo. Dan sejak itu, anggota biara mulai bertambah dan semakin berkembang.

Abad 20

Tahun 1910 Ordo mulai bermisi. Dimulai pada 1922 di Onamia, Amerika, Pada 1926 karya di Kongo, Afrika pun dimulai. Pada 1926 karya di Jawa Barat, Indonesia juga dimulai dan pada 1964 dibuka daerah misi untuk Brasilia.

Di Indonesia

Karya misi di Indonesia dimulai pada 9 Februari 1927 dengan Yakobus Goumans, Marinus Nillesen, dan Yoane de Rooy yang merintis. Perhatian utama misi di Jawa Barat adalah orang-orang pribumi. Maka, dipilihlah Cicadas sebagai pusat karya missi ini. Di sini dibangun gereja, sekolah, poliklinik, dan panti asuhan.  Karya misi berkembang terus menyusuri daerah Majalengka, Ciledug, Cicalengka, Garut, Subang, Karawang, Dan Tasikmalaya. Namun, pada waktu pendudukan Jepang banyak pastor yang masuk kamp. Ini berdampak pada karya pelayanan pastoral. Untung, banyak tenaga imam muda dari Belanda. Merekalah yang kembali membangun daerah misi di Indonesia. Pada 1955 didirikanlah Universitas Katolik Parahyangan. Tahun 1964 dimulai babak baru dalam karya misi di Bandung. Terjadi pertobatan massal orang-orang sunda yang mengikuti aliran kebatinan Agama Djawa Sunda (ADS). Hal ini yang menandakan keberhasilan karya missi OSC di tataran priangan ini. Dengan semakin berkembangnya zaman, maka berkembang pula kebutuhan. Maka mulailah didirkan seminari menengah di Cicadas. Pada periode berikutnya, dibentuk seminari tinggi. Dan pada tahun 1957, OSC di Indonesia mulai membuka novisiat yang pertama di Biara Pandu. Tahun 1962, Bandung dijadikan propropinsi. Pada 1967 dirintislah pendirian Institut Filsafat dan Teologi di Jl. Nias. Pada 20 Juli 1977 Bandung menjadi Provinsi baru dengan nama Provinsi Sang Kristus. Lanjutan Perang Salib Pentagon: Sasaran Terbaru: INDONESIA (The Pentagon’s Crusade: Next Up, Indonesia) (Sila baca komen penterjemah di akhir terjemahan) Bertepatan dengan jangkaan, perang mengganyang penyokong Osama bin Laden kini merebak kepada lebih banyak kawasan yang lebih besar. Indonesia sudah menjadi sasaran terbaru dalam peperangan anti-keganasan itu, di samping Afghanistan, Filipina, Yemen dan Georgia. Akhbar ‘US Today’ melaporkan betapa pentadbiran Bush telah menerima pelbagai maklumat yang dianggap sahih betapa pejuang Al-Qaeda sudahpun berpindah daripada Afghanistan memasuki Indonesia. Pilihan mereka itu memang boleh dianggap ada logiknya. Gugusan kepulauan Melayu (arkipelago) memang mengandungi beberapa ribu kepulauan yang sangat bagus untuk pejuang militan berlindung, dan lebih penting lagi Indonesia merupakan negara Islam terbesar di dunia. Penduduk Indonesia berjumlah 200 juta dan lebih 90 peratus adalah beragama Islam.

Sebahagian besar penduduk Indonesia memang cenderung kepada kefahaman Islam yang dikatakan (oleh Barat) berunsur radikal. Dalil ini memang mudah diperjelaskan. Majoriti penduduk Indonesia (dan juga Pakistan) adalah golongan miskin. Ini juga dikatakan sebabnya ramai penduduk beragama Islam yang merusuh dan mengganas untuk mencuri dan menjahanamkan kedai dan perusahaan milik etnik Cina Indonesia sebaik sahaja Presiden Suharto digulingkan pada tahun 1998. Pergeseran antara penganut Kristian dan Islam sudah menjadi terlalu kerap di Indonesia, dan dalam banyak hal golongan beragama Islam yang bersalah, walaupun golongan beragama Kristian tidak tahu bersabar kerana cepat mahu membalas dendam. Selepas bermulanya operasi mengganyang pengganas di Afghanistan, ribuan rakyat Indonesia merusuh di tepi-tepi jalan sambil membuat tuntutan agar AS menghentikan serangan terhadap Taliban. Kerajaan yang ketika itu diketuai oleh presiden Megawati berjaya menenangkan keadaan. Namun, sehingga kini, kerajaan Indonesia tidak dapat mengawal keadaan itu sepenuhnya. Krisis ekonomi yang menyerang negara pada akhir 1990-an dulu, masih lagi menyenakkan keadaan negara. Kerana itulah, presiden Indonesia tidak berapa menyerlahkan pendapatnya apabila AS mencadangkan untuk mengirim askarnya ke negara itu. Ramai warga Indonesia yang bersuara lantang menuduh AS kerana sengaja mencetuskan krisis ekonomi Indonesia. Satu penerbitan pernah muncul di Indonesia pada 1997, yang menyatakan betapa AS merancang untuk membina satu pangkalan tentera di kepulauan Natuna yang kaya dengan sumber minyaknya. Ketika Suharto masih berkuasa, Indonesia tidak membenarkan kehadiran tentera asing di buminya. Rakyat Indonesia berkata bahawa keengganan Suharto menempatkan tentera AS dan membeli jet pejuang F-16 buatan Amerika kerana memilih pejuang Su-30 buatan Russia menjadi penyebab penggugurannya. Rakyat Indonesia kini sudah semakin yakin penglibatan Amerika dengan penggulingan Suharto kerana ia telah mengongkosi rusuhan jalanan pada bulan Mei 1998. Tambahan pula dengan pembabitan AS yang menyebabkan merudumnya nilai matawang Indonesia pada awal 1997. Sebaik sahaja Suharto jatuh, AS telah menawarkan bantuan kerjasama kepada pucuk pimpinan Indonesia yang baru termasuk janji melindungi Indonesia daripada sebarang serangan luar. Namun, rencana itu gagal disebabkan tercetusnya pertumpahan darah di Timor Timur, yang mahukan kemerdekaan daripada Indonesia. Rundingan kerjasama itu berakhir pada 1999. Pentadbiran George W Bush dan Pentagon, kini berkata adalah penting memperkenalkan askar Amerika di Indonesia. Alasannya dikatakan terlalu jelas walaupun banyak isu yang berbangkit terlalu samar. Pertama sekali, kalaulah kerajaan Indonesia membenarkan kemasukan tentera Amerika, berapa besarkah ketumbukan tentera itu? Jumlah penduduk Indonesia adalah besar dan sentimen mereka terhadap Amerika memang agresif. Inilah yang memerlukan pengiriman satu pasukan askar yang besar jumlahnya. Kedua, dengan kehadiran tentera Amerika di Indonesia apakah ia membawa makna Amerika bercadang membuka satu pangkalan tenteranya di salah satu kepulauan Natuna ataupun di tempat yang lain? Rakyat Indonesia beranggapan Amerika lebih berminat untuk memasang pasak di tanah yang mengandungi minyak dan bukannya mahu mencari pejuang Al-Qaeda. Mereka juga gusar akan meledaknya rusuhan di Indonesia disebabkan kehadiran tentera Amerika di negara itu.Tamat. SPAR.Komen penterjemah: Mat Teropong ada menyebut betapa gelagat Raja Penyangak mahukan Russia bangkit semula sebagai satu kuasa besar mengimbangi Amerika adalah satu lakonan sahaja. Lihat, apa jadinya dengan Indonesia kalau Amerika bersarang di sana? Dapatkah Malaysia lari dari pengaruh tekanan Amerika yang sudah lama bersarang di Singapura dan kini mempunyai bala tenteranya Selatan Filipina dan Selatan Thailand. Siapakah yang sedang dikepung oleh Amerika kalau bukan Malaysia?

Perang Salib

(1095- 1291)Raja Inggris, Richard si Hati Singa, tengah menggigil demam di tendanya. Ambisinya untuk segera menghancurkan pasukan Islam harus ia tunda. Tentara harus ia istirahatkan. Kini ia menunggu kedatangan seorang tabib. Tabib itu ternyata adalah musuh besarnya, Salahuddin Al-Ayyubi, panglima besar pihak Islam yang dengan berani menyusup ke tenda lawan. Secara moral, Salahuddin telah memenangkan pertarungan. Kisah tersebut sering dituturkan, dan menjadi salah satu cerita paling menarik dalam peristiwa Perang Salib. Peristiwa perang antar agama ini bermula dari sukses misi kecil militer Alp Arselan -pemimpin Seljuk yang menjadi panglima perang Daulat Abbasiyah. Sekitar 15.000 tentaranya berhasil mengalahkan pasukan gabungan Romawi, Perancis, Armenia, Ghuz, Akraj, Hajr dalam pertempuran di Manzikart 464 Hijriah (1071 Masehi).  Tentara Baghdad, sepeninggal Arselan, malah merebut Yerusalem pada 471 Hijriah atau sekitar 1078 Masehi. Sebelum itu, Yerusalem dikuasai oleh Kekhalifahan Fathimiyah -dinasti beraliran Syi’ah yang berpusat di Kairo – Mesir. Fathimiyah memberi keleluaasan bagi orang-orang Nasrani untuk berkunjung ke kota suci Yerusalem. Abbasiyah di Baghdad membuat ketentuan baru yang mempersulit kunjungan tersebut. Pada 1095 Masehi, pemimpin tertinggi Katolik Paus Urbanus II menyeru seluruh masyarakat Kristen di Eropa agar melakukan Perang Suci. Seruan tersebut segera disambut oleh para raja. Musim semi 1095 Masehi -demikian tulis Badri Yatim di “Sejarah Peradaban Islam”-150 ribu pasukan, terutama dari Perancis dan Norman, bergerak ke Konstantinopel dan kemudian Yerusalem.  Nicea dan Edessa berhasil mereka rebut pada 18 Juni 1097 dan 1098. Mereka kemudian merebut Antiokia. Baitul Maqdis atau Yerusalem bahkan jatuh pada 15 Juli 1099. Yerusalem bahkan dijadikan ibukota kerajaan baru. Godfrey diangkat sebagai raja. Kota-kota penting di pantai Laut Tengah seperti Tyre, Tripoli dan Akka juga berhasil dikuasai Pasukan Salib. Hampir setengah abad wilayah Yerusalem dan laut Tengah itu penuh dalam kekuasaan Kristen. Namun, pada 1144, ketenangan itu terusik. Penguasa Mosul dan Irak, Imaduddin Zanki dan anaknya, Nuruddin Zanki merebut wilayah Aleppo dan Edessa. Pada 1151, seluruh kawasan di Edessa berhasil mereka kuasai. Ini mendorong Paus Eugenius III kembali menyerukan perang suci. Raja Perancis Louis III dan Raja Jerman Condrad III memimpin pasukan menggempur kekuatan Islam. Namun mereka kalah, dan terpaksa mundur.  Salahuddin Al-Ayyubi, panglima yang memegang kendali pasukan setelah Nuruddin wafat, malah mencatat sukses besar. Ia mendirikan kekhalifahan Ayyubiyah di Mesir menggantikan kekuasan Fathimiyah. Pada 1187, ia berhasil merebut Yerusalem dan mengakhiri kekuasaan kaum Nasrani di sana selama 88 tahun. Pasukannya juga harus berhadapan dengan kekuatan paling besar yang dikomandoi Raja Inggris Richard, Raja Perancis Philip Augustus serta Raja Jerman Frederick Barbarosa. Pada 2 Nopember 1192, Salahuddin -tokoh terbesar Kurdi (bangsa yang sekarang terbelah di tanah yang menjadi wilayah Irak, Syria, Turki dan Iran)-menandatangani perjanjian dengan musuhnya. Ia akan memberi kemudahan kaum Nasrani berkunjung ke Yerusalem. Namun pihak Kristen, yang dikomandoi Raja Jerman Frederick II, kemudian mengincar kembali Yerusalem. Mereka berhasil merebut wilayah Dimyar, pada 1219. Pengganti Salahuddin, Malik al-Kamil, kemudian menukar Dimyar dengan Yerusalem.  Kalangan Nasrani sempat menguasai kembali Baitul Maqdis sekitar seperempat abad. Namun, angin kembali berubah. Di Mesir, kekuasaan kekhalifahan Ayyubiyah diakhiri oleh dinasti Mamluk. Malik al-Shalih, pemimpin Mamluk merebut kembali Baitul Maqdis, pada 1247. Setelah itu, perang Islam-Kristen masih terus terjadi sampai kota Akka direbut lagi pihak Islam pada 1291. Perang Salib telah mengantarkan orang-orang Eropa dalam jumlah besar untuk berinteraksi dengan masyarakat Islam. Interaksi tersebut membuat mereka banyak mengadopsi peradaban dari kalangan muslim.’Bath-up’ yang menjadi tempat mandi masyarakat Barat sekarang ini, kabarnya diadopsi dari bejana tempat berwudhu orng-orang Turki muslim. Namun Perang Salib juga melahirkan provokasi kebencian terhadap Islam di lingkungan masyarakat Barat.